Tongkrongi Tempat Pelayanan
PARA pejabat di pelayanan masyarakat
barangkali perlu mengadopsi resep pejabat yang satu ini. Ya, sosok
dimaksud adalah Kepala BPN Kabupaten Bekasi Drs H Dirwan M Dachri. Dia tidak
selalu duduk manis di ruangannya. Tapi sering bekerja di bangku pelayanan
menemani para staf.
Model itu sudah dilakoninya sejak dipercaya menjadi Kepala Seksi
di BPN Jakarta Selatan tahun 2000-an dan Kepala BPN Serang, Banten. Hingga kini
di Kabupaten Bekasi, pria berdarah Makassar ini sering ‘nongkrong’ di meja
pelayanan sambil menunaikan tugasnya.
Pelayanan menjadi lebih baik, karena bila ada masalah staf bisa
langsung diberikan arahan. Misalnya, kalau ada berkas yang kurang, dia
mengarahkan bawahan sebaiknya menerima berkasnya. Dengan syarat kekurangan
berkas seperti fotocopy KTP harus segera menyusul keesokan harinya. “Kalau
kekurangan berkasnya tidak terlalu fatal dan bermasalah, ya terima saja. Kalau
begitu pelayanan akan lebih mudah dan masyarakat puas. Jadi sangat banyak
manfaatnya duduk di ruang pelayanan,” katanya.
Peraih penghargaan Bintang Satya Lencana dari Presiden RI ini pun
selalu menyempatkan diri untuk mengontrol meja pelayanan setiap hari.
Sekaligus bertanya kepada pemohon sertipikat apakah mereka sudah dilayani.
Sebagai pelayan masyarakat di bidang pertanahan, Dirwan memang
sangat konsen untuk memenuhi keinginan masyarakat. Dia juga menggalakkan
pelayanan malam hari dengan pola jemput bola ke tengah masyarakat. Tim itu terdiri atas enam orang menggunakan minibus
Layanan Rakyat untuk Sertipikat Tanah (Larasita). Mereka melayani segala urusan
pertanahan seperti peralihan hak waris, pelayanan konsultasi hingga pengecekan
keaslian surat tanah, akan dilakukan on the spot.
“Mobil Larasita sama seperti kantor berjalan. Pelayanan langsung terkoneksi ke kantor BPN karena menggunakan sistem wifi,” jelas Dirwan.
Tak hanya itu, BPN Kabupaten Bekasi juga memiliki pelayanan pembuatan
sertipikat tanah gratis bagi warga miskin. Menurut dia, setelah memegang
sertipikat tanah, warga miskin bisa menjaminkannya ke Bank Rakyat Indonesia
(BRI) dan Bank Jawa Barat dan Banten (BJB) untuk memperoleh pinjaman modal
usaha. Kedua bank itu, sudah membuka pelayanan pemberian pinjam modal usaha di
kantor BPN Bekasi di Jalan Daha, Blok B4 Nomor 2, Komplek Lippo
Cikarang. “Kerjasama dengan bank itu agar warga kami (Kabupaten Bekasi)
nggak ngutang lagi di rentenir,” ujar Dirwan.“Mobil Larasita sama seperti kantor berjalan. Pelayanan langsung terkoneksi ke kantor BPN karena menggunakan sistem wifi,” jelas Dirwan.
Dirwan berpesan, bagi masyarakat miskin yang ingin mengurus sertipikat gratis untuk mendapat pinjam modal usaha, harus memastikan tanahnya tak bermasalahnya. Yakni tidak sengketa tapal batas dengan tetangga, tidak dalam sengketa sesama ahli waris, tidak dalam sita jaminan maupun bukan tanah kas desa. “Soal besaran pinjaman tergantung kebijakan pihak bank yang menyesuaikan modal usaha yang diperlukan. Kami hanya sebagai penjamin penyelesaian sertipikat,” katanya.
Tidak hanya memberikan pelayanan pembuatan sertipikat gratis kepada warga miskin, Dirwan juga memiliki program pendistribusian lahan kepada 100 bidang usaha. Masing-masing akan memperoleh sebidang tanah seluas 200 meter persegi.
Lahan dan sertipikat yang dibagikan itu bisa langsung dijaminkan ke BRI mapun BJB untuk mendapatkan modal usaha. “Selama ini, masyarakat kesulitan mendapatkan pinjaman. Dengan program ini, mereka tidak keluar biaya, tetapi mendapatkan pinjaman. Kita harapkan masyarakat tidak lagi meminjam dana ke rentenir,” pintanya. O nga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar