Senin, 26 Januari 2015

NICHAYASiap Jadi Kepala Desa


MENGABDIKAN diri sebagai kepala desa. Itulah keinginan Nichaya ke depan. Kepala SDN 05 Perumahan Pondok Ungu Permai (PUP) itu pun, sudah membulatkan tekad akan mendaftarkan diri menjadi kandidat Kepala Desa Babelan Kota, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Pemilihan kepala desa (pilkades) tersebut akan dihelat pertengahan 2015.
“Saya ingin berguna bagi banyak orang. Itu merupakan prinsip yang selalu saya junjung tinggi sejak muda,” katanya kepada Info Bekasi Utara di rumahnya di bilangan Jl Pertamina, Babelan Kota, Rabu (26/11).
Menurut ibu tiga anak itu, dorongan agar memberanikan diri maju menjadi pemimpin Desa Babelan Kota dari masyarakat, membuatnya yakin menjadi peserta pilkades. Belakangan ini setelah pula mengajar, katanya, warga memang selalu silih berganti menyambangi rumahnya menyampaikan keinginan mereka. Bahkan, tamu yang silih berganti kerap mengakibatkan dirinya kurang tidur.
Sehubungan dengan dukungan yang cukup deras, wanita yang dipercaya menjadi kepala sekolah sejak 2008 lalu itu, kini mulai mempersiapkan diri untuk maju menjadi calon kepala desa. “Saya pikir menjadi seorang kepala sekolah jauh lebih sulit ketimbang menjadi kepala desa. Jadi, saya sudah siap mengikuti pemilihan kepala desa nanti,” paparnya.
Disinggung mengenai profesi tenaga pendidik sehubungan dengan Hari Guru ke-21 pada Selasa (25/11) lalu, wanita yang mengabdi sebagai ‘Pahlawan Tanpa Tanda Jasa’ 28 tahun lalu itu menyayangkan keputusan pemerintah menghapuskan Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Sebagai lulusan SPG, pengalamannya membuktikan bahwa sekolah setingkat SMU tersebut merupakan tempat menggembleng para guru supaya benar-benar menjadi pendidik yang baik bagi generasi penerus.

“Di bangku SPG lah kita mendapat pedagogi atau ilmu psikologi atau kejiawaan dengan baik. Makanya, kualitas guru sekarang dengan dulu berbeda. Kalau dulu guru itu digugu dan ditiru.  Sedangkan sekarang ada yang sekadar mengajar, tidak memiliki ‘ruh’ pendidik dalam mengajar,” katanya. nga

RW 018 MUTIARA GADING II BIKIN KARTU HEBAT

Tiap Bulan Santuni Kaum Miskin


UJANG Ronda hadir di Masjid Raya Syekh Abdul Kodir, Perumahan Mutiara Gading II, Kelurahan Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Minggu (23/11) siang. Kehadiran pemeran Pak Sobari di sinetron Tukang Bubur Naik Haji (RCTI) itu merupakan undangan warga untuk menyerahkan santunan kepada anak yatim dan kaum duafa, di mana Ujang Ronda juga merupakan salah seorang donatur.
Penyerahan santunan kepada 105 orang yang digalang pengurus RW 018 Perumahan Mutiara Gading 2 bekerja sama dengan Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) Syekh Abdul Qodir, dalam rangka memperingati 1 Muharram.
Selain Pak Sobari, penyerahan bantuan mencapai Rp26,6 juta dilakukan Ketua RW 018 Sri Widada, Ketua DKM Ustad Wahid Hasyim, Sekretaris DKM  Wahyudi, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. “Santunan kepada kaum duafa dan anak yatim selalu kami lakukan setiap tahun bekerja sama dengan pengurus masjid ini. Jumlah santunan meningkat dari tahun ke tahun. Cukup menggembirakan, tahun ini sekitar Rp26,6 juta. Sedangkan penerima, ada warga kita dan ada juga dari luar,” kata Sri Widada kepada Info Bekasi Utara.
Kepedulian warga dan pengurus RW 018 Perumahan Mutiara Gading II terhadap kaum miskin memang patut dicontoh.  Bayangkan, satunan yang tadinya dikucurkan sekali setahun akan dipercepat menjadi setiap bulan. Namanya program ini disebut ‘Kartu Hebat’.  Mungkin kegiatan bantuan sosial dengan intensitas yang sangat cepat bergulir seperti ini, baru pertama kali dilakukan pengurus RW di Tanah Air. “Pasti bukan hanya sekali setahun kaum tak punya membutuhkan uluran tangan, itu pemikiran kita,” tambah Wahyudi.
Sehubungan dengan rencana itu, Ketua RW akan mengajak 9 pengurus RT di Blok V, W, dan X beserta pengurus masjid untuk merumuskan pola pembagian bantuan. Dalam rapat akan dipilah orang-orang yang berhak menerima supaya benar-benar valid. Termasuk para donatur.

Namun, santunan bulanan hanya dibagikan kepada warga tak mampu yang bermukim di RW 018 Perumahan Mutiara Gading 2. Sumber dana pun diutamakan dari warga setempat. “Saya akan mengajak seluruh pengurus RT mengadakan rapat untuk membicarakan rencana ini. Kita akan membentuk panitia sebagai pengelola dana. Kalau bisa diharapkan lintas agama. Artinya penerima santunan maupun donatur juga ada non muslim. Namun penerima harus benar-benar orang yang membutuhkan bantuan, jangan sampai ada yang salah sasaran. Insya Allah, awal 2015 mendatang penyaluran santunan sudah bisa dilaksanakan,” kata Ketua RW. O ss 

JALAN KARANG CONGOK KEMBALI MULUS


Pengembang Darmawangsa

Perbaiki Jalan Karang Congok
Setelah delapan bulan rusak parah akibat longsor dikikis Kali Bekasi, Jl Raya Karang Congok, Desa Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, akhirnya kembali mulus. Selama ini sejumlah anak muda selalu mengatur lalu lintas di lokasi yang tak jauh dari Jembatan Sasak Teluk Pucung tersebut dengan melakukan sistem buka tutup. Namun, sebulan terakhir jalan sepanjang sekitar 200 meter itu tampak sepi karena pengendara sudah bebas melintas.  
Menurut warga setempat, perbaikan akses tersebut dilakukan pengembang Perumahan Darmawangsa. “Pengecoran dilakukan pengembang perumahan, bukan oleh Pemkab Bekasi. Kita bersyukur lalu lintas sudah lancar di sini,” kata warga.
Albert Permana, Koordinator Marketing PT ALSA, pengembang Perumahan Darmawangsa membenarkan bahwa jalan tersebut diperbaiki  oleh pihaknya. “Jalan Karang Congok  adalah akses ke Perumahan Darmawangsa,” katanya melalui telepon selulernya. Namun dia tidak menyebut jumlah dana yang digunakan untuk melakukan perbaikan.
Sebelumnya, Suriyat, anggota Komisi C DPRD Kabupaten Bekasi mengaku heran kenapa Dinas Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya Air (DBMPSDA) tidak menganggarkan perbaikan begitu kawasan itu longsor. “Saya heran, kenapa saat itu Pemkab Bekasi  tidak segera diperbaiki jalan itu,” ujarnya, Kamis (23/10).
Ketika itu, wakil rakyat dari PDIP ini berjanji akan mendesak DBMPSDA segera memperbaiki. Selain itu akan mendorong perbaikan tanggul penahan tanah Kali Bekasi melalui DPRD Jabar. Namun, kata warga, janji tersebut belum terealisasi. “Perbaikan merupakan sumbangan pengembang Perumahan Darmawangsa,” kata warga lain.

Kepala Desa Karang Satria H Zaenuddin mengatakan, perbaikan jalan rusak sebaiknya jangan selalu menunggu pemerintah. Perusahaan yang beroperasi di kawasan Bekasi bagian utara sebaiknya turun tangan memperbaiki jalan yang rusak dengan mengucurkan dana CSR (corporate cosial responshibility),” imbaunya. ss
FK MATA
Cegah PGN
Gali Jalan Desa
Forum Komunikasi Masyarakat Tarumajaya (FK MATA)
tak kenal lelah memperjuangkan agar jalan yang menghubungkan
sejumlah desa di Kecamatan Babelan dan Tarumajaya
tidak digali untuk penanaman pipa gas milik Perusahaan Gas
Negara (PGN). Ketua FK MATA Syamsuri, bersama sejumlah aktivis
terus melakukan berbagai upaya supaya jalan yang sangat vital tidak
digunakan untuk kepentingan penanaman pipa gas.
Pada Rabu (19/11) lalu, Syamsuri bersama H Naryo (tokoh masyarakat
Desa Buni Bakti) menyambangi DPRD Kabupaten Bekasi. Dalam
audensi dengan Daris, Wakil Ketua DPRD, Kardin (Ketua Komisi C) dan
Hatta dari FPDIP, sebanyak 12 warga Tarumajaya dan Babelan secara
tegas menyatakan sikap penolakan warga tentang rencana PGN. Mereka
meminta supaya jalan yang menghubungkan Desa Buni Bakti dengan
sejumlah desa di Tarumajaya tidak digali untuk pembangunan jalur pipa
gas raksasa.
Mereka menyarankan pipa gas tersebut sebaiknya ditanam
di pinggir pantai, sebagaimana dilakukan PT Pertamina. Sayang,
hingga berita ini diturunkan, dewan yang berjanji akan turun ke lapangan
belum juga meninjau lokasi. Pada Selasa (25/11) lalu, Syamsuri dan kawan-kawan kembali menyambangi Dirjen Migas di Jakarta.
Melalui pesan singkat yang diterima Info Bekasi Utara, Syamsuri menyebutkan; “Laporan FK MATA ditanggapi. Dirjen Migas akan memanggil PGN, pihak yang mengeluarkan rekomendasi izin, bersama warga, untuk memecahkan masalah ini” .
Dalam beberapa pekan terakhir masalah ini memang kian memanas.
Warga berulangkali bersiaga menghadang pekerja yang berencana
melakukan aksi di lapangan.
Beberapa hari lalu misalnya, warga Tanah Baru, Desa Pantai Makmur
bersiap-siap melakukan pencegahan penggalian yang direncanakan
akan dilaksanakan malam hari.
Pada kesempatan lain, Kepala Desa Buni Bakti Hidayatulloh
juga menyatakan menolak rencana PGN memanfaatkan akses desanya
untuk jalur pipa gas. “Kalau kita memberikan persetujuan, berarti
sudah menggadaikan kampong kita,” katanya. Sebelum dilaksanakan,

Kades meminta pihakpihak terkait membicarakannya secara serius supaya tidak ada yang dirugikan di kemudian hari. O nga

Minggu, 25 Januari 2015

Dirwan Dacri, Kepala BPN Kabupaten Bekasi

Tongkrongi Tempat Pelayanan


PARA pejabat di pelayanan masyarakat barangkali perlu mengadopsi resep pejabat yang satu ini. Ya, sosok dimaksud adalah Kepala BPN Kabupaten Bekasi Drs H Dirwan M Dachri. Dia tidak selalu duduk manis di ruangannya. Tapi sering bekerja di bangku pelayanan menemani para staf.
Model itu sudah dilakoninya sejak dipercaya menjadi Kepala Seksi di BPN Jakarta Selatan tahun 2000-an dan Kepala BPN Serang, Banten. Hingga kini di Kabupaten Bekasi, pria berdarah Makassar ini sering ‘nongkrong’ di meja pelayanan sambil menunaikan tugasnya.
Pelayanan menjadi lebih baik, karena bila ada masalah staf bisa langsung diberikan arahan. Misalnya, kalau ada berkas yang kurang, dia mengarahkan bawahan sebaiknya menerima berkasnya. Dengan syarat kekurangan berkas seperti fotocopy KTP harus segera menyusul keesokan harinya. “Kalau kekurangan berkasnya tidak terlalu fatal dan bermasalah, ya terima saja. Kalau begitu pelayanan akan lebih mudah dan masyarakat puas. Jadi sangat banyak manfaatnya duduk di ruang pelayanan,” katanya.
Peraih penghargaan Bintang Satya Lencana dari Presiden RI ini pun selalu menyempatkan diri untuk mengontrol meja pelayanan setiap hari. Sekaligus bertanya kepada pemohon sertipikat apakah mereka sudah dilayani.
Sebagai pelayan masyarakat di bidang pertanahan, Dirwan memang sangat konsen untuk memenuhi keinginan masyarakat. Dia juga menggalakkan pelayanan malam hari dengan pola jemput bola ke tengah masyarakat.  Tim itu terdiri atas enam orang menggunakan minibus Layanan Rakyat untuk Sertipikat Tanah (Larasita). Mereka melayani segala urusan pertanahan seperti peralihan hak waris, pelayanan konsultasi hingga pengecekan keaslian surat tanah, akan dilakukan on the spot.
“Mobil Larasita sama seperti kantor berjalan. Pelayanan langsung terkoneksi ke kantor BPN karena menggunakan sistem wifi,” jelas Dirwan.
Tak hanya itu, BPN Kabupaten Bekasi juga memiliki pelayanan pembuatan sertipikat tanah gratis bagi warga miskin. Menurut dia, setelah memegang sertipikat tanah, warga miskin bisa menjaminkannya ke Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Jawa Barat dan Banten (BJB) untuk memperoleh pinjaman modal usaha. Kedua bank itu, sudah membuka pelayanan pemberian pinjam modal usaha di kantor BPN Bekasi di Jalan Daha, Blok B4 Nomor 2, Komplek Lippo Cikarang. “Kerjasama dengan bank itu agar warga kami (Kabupaten Bekasi) nggak ngutang lagi di rentenir,” ujar Dirwan.

Dirwan berpesan, bagi masyarakat miskin yang ingin mengurus sertipikat gratis untuk mendapat pinjam modal usaha, harus memastikan tanahnya tak bermasalahnya. Yakni tidak sengketa tapal batas dengan tetangga, tidak dalam sengketa sesama ahli waris, tidak dalam sita jaminan maupun bukan tanah kas desa. “Soal besaran pinjaman tergantung kebijakan pihak bank yang menyesuaikan modal usaha yang diperlukan. Kami hanya sebagai penjamin penyelesaian sertipikat,” katanya.
Tidak hanya memberikan pelayanan pembuatan sertipikat gratis kepada warga miskin, Dirwan juga memiliki program pendistribusian lahan kepada 100 bidang usaha. Masing-masing akan memperoleh sebidang tanah seluas 200 meter persegi.
Lahan dan sertipikat yang dibagikan itu bisa langsung dijaminkan ke BRI mapun BJB untuk mendapatkan modal usaha. “Selama ini, masyarakat kesulitan mendapatkan pinjaman. Dengan program ini, mereka tidak keluar biaya, tetapi mendapatkan pinjaman. Kita harapkan masyarakat tidak lagi meminjam dana ke rentenir,” pintanya. O nga

MUHTADI SOBIRIN

Tetap Akrab dengan Masyarakat


Tak ada yang berubah dari pribadi Muhtadi Sobirin. Setelah terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Bekasi periode 2014-2019, pria bergelar master pendidikan itu tetap membaur dengan masyarakat. Di mata warga yang mengenalnya sebelum menjadi anggota dewan, di kala senggang Muhtadi selalu berada di tengah warga. Baik dalam kegiatan keagamaan, sosial, maupun olahraga.
Pada Sabtu (20/12) sore lalu misalnya, dia tak segan-segan bergabung di dalam kesebelasan Old Star Beringin melawan Porpas Tambun di Lapangan Tambun Utara. Kejuaraan yang diikuti beberapa klub lokal tersebut merupakan kejuaraan Tamara (Tambun Utara) Cup II tahun 2014/2015.
Ketika menghadapi Porpas, pria kelahiran Pisangan, Tambun Utara itu dipasang sebagai gelandang. Kendati sudah menjadi wakil rakyat, anggota Komisi D DPRD Kabupaten Bekasi ini tetap membangun soliditas tim. Berlari di tengah lapangan yang becek karena musim penghujan, mengejar si kulit bundar untuk menyarangkannya ke gawang lawan. Bahkan, kendati rintik-rintik turun, Muhtadi Sobirin tetap mengiraukannya. Ia baru turun dari lapangan 15 menit sebelum pertandingan usai. Dan timnya pun menorekan kemenangan telak dengan skor 4-1.
“Ya, saya ingin tetap berada di tengah-tengah masyarakat seperti dulu. Baik dalam kegiataan rohani, sosial kemasyarakatan, dan olahraga yang memang saya senang sejak dulu. Mendekatkan diri dengan masyarakat sekaligus menjadi cara bagi saya untuk mengetahui apa yang mereka inginkan. Ini akan memudahkan tugas kita sebagai wakil rakyat yang memang terlahir dari rakyat,” kata politi Partai Golkar itu. O nga